Jumat, 18 Maret 2011

TEROR ATAU PENGALIHAN ISU??


Sudah satu minggu terakhir ini, Idonesia dikejutkan dengan beberapa teror bom yang mengejutkan seluruh lapisan masyarakat. Berawal dari kiriman buku yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla yang merupakan ketua DPP Partai Demokrat yang sebelumnya menjadi salah satu koodrinator Jaringan Islam Liberal (JIL) merembet ke berbagai isntalasi lain bahkan kemasyarakat biasa.
Memang sudah lama Jaringan Islam Liberal (JIL) kurang bisa diterima oleh masyarakat luas, namun jika memang bom tersebut di tujukan kepada orang-orang jaringan Islam Liberal (JIL), mengapa hanya Ulil Abshar Abdalla yang dikirimi bom, sedangkan koordinator dan aktivis Jaringan Islam Liberal seperti Abdul Moqsith Ghazali, Lutfi Asyaukani dan yang lain tidak dijadikan sasaran teror dan apa hubungan antara Jaringan Islam Liberal dengan BNN, komplek pondok Indah, dan bahkan bandara yang ada di banten baru-baru ini? Apakah memang benar bom itu berasal dari teroris yang biasa meneror masyarakat luas?
Ulil Abshar berkata bahwa “ini tidak ada kaitannya dengan Jaringan Islam Liberal, ini hanya persainga politik, saya sudah lama berada di jaringan Islam liberal, tapi belum pernah mendapatkan teror bom seperti ini. Setelah saya berada di DPP partai demokrat saya baru menerima teroro bom tersebut”. Apakah mungkin teror bom tersebut dikaitkan dengan politik?
Secara sepintas memang tidak masuk akal, tapi jika kita lihat kebelakang. Sebelum ada isue teror bom terjadi, ada isue hangat yang menggegerkan masyarakat Insonesia mengenai orang nomor satu di Indonesia yaitu “Susilo Bambang Yudhoyono” yang diberitakan disalah satu media yang terkenal di Australia. Berita itu mengatakan bahwa istri Susilo Bambang Yudhoyono memanfaatkan ke Presidenannya untuk menambah kekayaan keluarganya, Susilo Bambang Yudhoyono hanya mendengarkan perkataan istrinya saja.
Jika dilihat dari berita tersebut, apakah masih bisa dikatakan bom teror tersebut berasal dari para teroris atau apakah mungkin antek-antek teror bom tersebut berasal dari kalangan Integent Indonesia yang dimaksudkan untuk pengalihan isue agar masyarakat Indonesia lupa akan masalah orang nomor satu Indonesia yang menadi panutan kita? Jika memang benar teror itu dari kalangan intelegent Indonesia, mau dibawa kemana banga ini? Mungkinkah kehancuran demi kehancuran akan terjadi?